PAMEKASAN – Memeriahkan hari lahir (Harlah) satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga dan Badan Otonom (Banom) NU seakan berlomba-lomba melaksanakan beragam agenda. Salah satunya Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Larangan Tokol.
Berkolaborasi dengan Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor desa setempat, tiga Banom NU ini menggelar pembacaan Shalawat Nariyah dan Ceramah Agama, di Musala Al-Nur, Dusun Tengah, Desa Larangan Tokol, Tlanakan, Pamekasan, Kamis malam (02/02/2023).
Dalam tausiahnya, KH. Ghazi Mujtaba menyampaikan, mengajak hadirin agar senantiasa bersyukur kepada Allah. Pasalnya, para pemuda di desa tersebut masih peduli terhadap tradisi dan amaliah yang diwariskan oleh para pendahulu secara turun temurun, sehingga tali ukhuwah tetap erat dan akidah Ahlussunnah wal Jamaah tetap terjaga.

“NU sejak dulu diserang dari segi akidah, di sisi lain NU mempertahankan negara kesatuan, oleh sebab itu dengan adanya IPNU-IPPNU Larangan Tokol dan GP Ansor Larangan Tokol kita harus bersyukur atas kerja kerasnya dalam mempertahankan kegiatan amaliah seperti Shalawat Nariyah serta ceramah agama tetap terlaksana sehingga ukhuwah dan akidah kita semakin kuat meskipun ada usikan dari Yazir maupun kelompok sebelah,” tegas alumnus Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo ini.
Dihadiri jajaran kepengurusan PR IPNU-IPPNU, GP Ansor, Ketua PRNU, tokoh masyarakat serta warga setempat, agenda tersebut berlangsung kurang lebih selama dua jam: dimulai pukul 19:00 WIB sampai pukul 21:00 WIB.
Acara tersebut diawali dengan pembukaan dilanjutkan pembacaan Shalawat Nariyah bersama kemudian penyampaian tausiah tentang ke NU-an dan kebangsaan yang disampaikan oleh KH. Ghazi Mujtaba. Agenda diakhiri pembacaan doa, dipimpin oleh KH Hodri Muzaki.
